Minggu, 30 Desember 2018

makalah statistika data kemiringan dan keruncingan


BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Statistika tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa sadar kita sering menjumpai data statistika. Ilmu statistika dapat membantu seseorang dalam menyelesaikan masalah  yang kaitannya dengan data tunggal maupun kelompok. Salah satu jenis dari statistika mengenai kemiringan dan keruncingan. Dalam malakah ini, akan dijelaskan mengenai pengertian, jenis dan kurva dari suatu kemiringan dan keruncingan distribusi data tunggal maupun kelompok. Materi dalam makalah ini juga dilengkapi dengan contoh soal dan latihan soal untuk menguji pemahaman dari materi yang telah dipelajari.

B.  Rumusan Masalah

1.    Mencari tahu apa itu kemiringan dan keruncingan

2.    Menganalisa ukuran penyebaran data kemiringan dan keruncingan

3.    Cara membaca nilai kemiringan dan keruncingan

C.  Tujuan

1.    Untuk memenuhi nilai tugas persentasi sebagai bahan acuan tuntuk slide yang akan di persentasikan

2.    Dibuatnya makalah ini juga dapat membantu kita memahami penganalisa tentang kemiringan dan keruncingan




BAB II

PEMBAHASAN

A.  Ukuran Kemiringan

Kemiringan (skewness) dari suatu distribusi adalah derajat kesetangkupan (derajat simetris) dari distribusi tersebut (Sartono, 1997). Dan adapun ukuran kemiringan adalah derajat atau ukuran dari ketidaksimetrisan (Asimetri) suatu distribusi data. Dapat pula dikatakan bahwa ukuran kemiringan adalah harga yang menunjukkan seberapa jauh distribusi itu menyimpang dari simetris. Jika kita tinjau berdasarkan kemiringan, suatu kurva distribusi dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:


Simetris : menunjukkan letak nilai rata-rata hitung, median, dan modus berhimpit (berkisar disatu titik).

Miring ke kanan : mempunyai nilai modus paling kecil dan rata-rata hitung paling besar.

Miring ke kiri : mempunyai nilai modus paling besar dan rata-rata hitung paling kecil.

Ada beberapa rumus untuk menghitung koefisien kemiringan, yaitu:

1.    koefisien kemiringan dari pearson

Koefisien kemiringan α =  atau α =

Keterangan :

Med = median

Mod =modus

s = simpangan baku



2.     koefisien kemiringan dari  momen

a.    rumus data individu

koefisien kemiringan  

b.    rumus data kelompok

koefisien kemiringan  

Keterangan :

 = nilai titik tengah kelas ke – i

 =  Nilai data ke – i

s = simpangan baku

 = derajat kemiringan

 = frekwensi data ke-i

n = banyak data



3.    koefisien kemiringan dari bowley

Koefisien kemiringan  α =

Keterangan :
= kuartil pertama


 =kuartil kedua


 = kuartil ketiga

Contoh soal:                         

a.    Data individu

          Data dibawah ini adalah data pencurian dengan pemberatan yang di lakukan di kota Bogor selama tahun 2017, dan data ini  ambil dari https://bogorkota.bps.go.id.

Data

Jan
feb
mar
Apr
Mei
jun
jul
Agst
Sept
okt
nov
Des
7
14
10
14
11
16
15
14
12
9
11
16



Hitunglah derajat kemiringan dengan rumus :

Rumus Pearson  (modus & median)
α=

α=
Rumus Momen (tidak berkelompok)
 

Rumus Bowmel




urutkan data

7
9
10
11
11
12
14
14
14
15
16
16



Tentukan nilai:

Modus
14
Median
Ngenap: N=2k

=

=

= 13
 (nilai rata-rata hitung)
=

=
= 12,42



 (variansi)  =
 2
=
 [(7-12,42)2+(9-12,42)2+(10-12,42)2+(11-12,42)2+(11-12,42)2+(12-12,42)2+(14-12,42)2+(14-12,42)2+( 14-12,42)2+( 15-12,42)2+( 16-12,42)2+(16   12,42)2]

=
 [(-5,42)2+(-3,42)2+(-2,42)2+(-1,42)2+(-1,42)2+(-0,42)2+(1,58)2+(1,58)2 +(1,58)2+(2,58)2+(3,58)2+(3,58)2]

=
[29,3764+11,6964+5,8564+2,0164+2,0164+0,1764+2,4964+2,4964 +2,4964+6,6564+12,8164+12,8164]

=
 90,9168
8,265164



(Simpangan baku)
=

=

= 2,87492



Rumus pearson (modus)
=

=

= -0,54958

α<0 = -0,54958  < 0, distribusi data miring ke kiri

                       

Rumus pearson (median)
α=

=

= -0,60523

α<0     = -0,60523  < 0, distribusi data miring ke kiri



rumus momen derajat tiga  =
=
 [(-5,42)3+(-3,42)3+(-2,42)3+(-1,42)3+(-1,42)3+(-0,42)3 +(1,58)3+(1,58)3 +(1,58)3+(2,58)3+(3,58)3+(3,58)3]

=
 [(-159,22)+( -40,0017)+( -14,1725)+( -2,86329)+( -2,86329)+( -0,07409)+3,944312+ 3,944312+3,944312 +17,17351+45,88271+45,88271
=
 . -98,4231
-0,34517



= -0,34517, <0 maka data miring ke kiri

7
9
10
11
11
12
14
14
14
15
16
16



Rumus bowley                   :                                  



Mencari Q1            = 1(n+1)/4

= 1(12+1)/4

= 13/4

= 3

3 artimya, data urutan ke 3,25 (yaitu diantara data 10&11)

= 10+

= 10+0,25

                                  = 10,25





Mencari Q2             =

=

=

= 6

6 artinya, data urutan ke 6 (yaitu diantara data 12&14)

= 12+ (14-12)

= 12+1

= 13



Mencari Q3             = 3(n+1)/4

= 3(12+1)/4

= 39/4

= 9

9 artinya, urutan data ke 9 (yaitu antara data 14&15)

=14+ (15-14)

=14+0,75

=14,75



Rumus bowley                   :          

                                              :

:

:

:

maka, α>0, ditribusi data miring ke kanan

Jika,

= 0 distribusi data simetris

< 0 distribusi data miring ke kiri

> 0 distribusi data miring ke kanan

b.   Data kelompok

Data yang sudah dikelompokan kolektif nilai ujian sekolah berstandar nasional

tahun pelajaran 2017/2018 sekolah dasar

Kab./kota     : 32 – KABUPATEN BOGOR

Sekolah       : 346 – SDN SUKAHARJA 02

Alamat         : JL. PONDOK BITUNG GG. ACE,  RT. 01/01 SUKAHARJA

NILAI
F
JUMLAH SISWA
63-65
2
66-68
7
69-71
9
72-74
12
75-77
13
78-80
5
81-83
2



Hitunglah kemiringan dan keruncingan datanya

NILAI
F
FK
Xi
Fi.Xi
Xi-
(Xi-)2
Fi(Xi-)2
63-65
2
2
64
128
64-73= (-9)
81
162
66-68
7
9
67
469
67-73= (-6)
36
252
69-71
9
18
70
630
70-73= (-3)
9
81
72-74
12
30
73
876
73-73= 0
0
0
75-77
13
43
76
988
76-73= 3
9
117
78-80
5
48
79
395
79-73= 6
36
180
81-83
2
50
82
164
82-73= 9
81
162
Total
50


3650


954



FK (Fekuensi kumulatif) = f+f selanjutnya = 2+7 = 9, dan seterusnya seperti itu

Xi (nilai tengah dar panjangnya/jarak suatu nilai)

Contohnya = 63 - 64 - 65 =6 4

Fi.Xi = hasil perkalian F.Xi

 rata dari suatu nilai =   =  = 73

Median Me = Lmed+ . c



Hitung median data tersebut.

*Lmed          : batas bawah median                                             : 71,5

*     : frekuesi sebelumnya                                            : 18

*             : frekuensi median                                       : 12

*c      : panjang nilai/kelas                                                : 3

*n      : banyaknya frekuensi                                            : 50



N = 50/2 =25, untuk menemukan titik median

Me    = 71,5+

=71,5+

=71,5+1,75

=73,25



Modus Mo = Lmo+



Hitunglah modus data tersebut.

*Lmo             : batas bawah modus                                                          = 74,5

*d1    : selisih angka sebelumnya dari frekuensi modus                    = 1

*d2    : selisih angka sesudahnya dari frekuensi modus                    = 8

*c      : panjang nilai/kelas                                                            = 3



Mo    = 74,5+

=74,5 + 0,375

= 74,875



S (Simpangan Baku) S    =

=

=,07

=4,36



Rumus pearson (med) α  =

           α         =

=

= 0,17 distribusi data miring ke kanan



Rumus bowley                   :          



Mencari       Q1       =

Mencari letak Q1    =  

=  = 12,5



Q1     =

          =

          =

=

= 68,5+1,17

= 69,67

Mencari letak Q2    =  

=  = 25



Q2     =

          =

          =

=

= 71,5+1,75

= 73,25

Mencari letak Q3    =  

=  = 37,5



Q3     =

          =

          =

=

= 74,5+1,73

= 76,23



Rumus bowley                   :

:

=

=

= -0,09 maka, α<0 ditribusi data miring ke kiri



B.   Ukuran Keruncingan

Selain kemiringan, kita perlu juga mengetahui keruncingan/kelancipan (kurtosis) suatu distribusi. Kurtosis (peadkedness) dari suatu distribusi adalah rajat atau ukuran tinggi rendahnya puncak suatu distribusi data terhadap distribusi normalnya data. Keruncingan distribusi data ini disebut juga kurtosis. Ada tiga jenis derajat keruncingan, yaitu :

Description: C:\Users\muhamad ridwan\AppData\Local\Packages\Microsoft.Office.Desktop_8wekyb3d8bbwe\AC\INetCache\Content.Word\kerun.png



 Leptokurtis : distribusi data yang puncaknya relatif tinggi.

Mesokurtis : distribusi data yang puncaknya normal.

Platikurtis : distribusi data yang puncaknya terlalu rendah dan terlalu mendatar.

Dalam mencari koefisien Derajat keruncingan distribusi data  dapat dihitung berdasarkan rumus berikut :

rumus data individu

koefisien kemiringan  

rumus data kelompok

koefisien kemiringan  

Keterangan :

 = nilai titik tengah kelas ke – i

 =  Nilai data ke – i

s = simpangan baku

 = derajat kemiringan

 = frekwensi data ke-i

n = banyak data



Contoh soal

a.    Data indivdu

(koefisien kemiringan)
  

=(862,9729+136,8058+34,29742+4,065869+4,065869 +0,031117+6,232013+6,232013+6,232013+44,30766+164,2601+164,2601)

=

= 1,749014

<3 , maka distribusi keruncingan data disebut platikurtis

Jika,

 = 3 distribusi keruncingan data disebut mesokurtis

 > 3 distribusi keruncingan data disebut leptokurtis

< 3 distribusi keruncingan data disebut platikurtis




BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Stastistika di pelajari di berbagai bidang ilmu, karena statistika adalah sekumpulan alat analisis data yang dapat membantu pengambilan keputusan. Selain itu juga kita bisa memperkirakan keadaan yang akan datang berdasarkan data masa lalu.

6 komentar:

  1. Bisa minta tolong minta filenya kaka herlina60049@gmail.com

    BalasHapus
  2. Hallo kak, maaf kakk sebelumnya boleh minta file nya? Soalnya gambarnya ga ada disini.

    BalasHapus
  3. maaf ka boleh minta filenya . terimakasih

    BalasHapus
  4. Halo ka maaf boleh minta filenya ka? Terimakasih

    BalasHapus
  5. Kirim ke tika19574@gmail.com terimakasih ka

    BalasHapus
  6. permisi ka, sebelumnya maaf ka boleh minta filenya? kalo boleh
    kalo boleh kirim ke prawirad63@gmail.com .sebelumnya terima kasih ka

    BalasHapus

  Pengertian Router, Modem, Switch, NIC, Repeater, HUB, Bridge, Access Point Dan Fungsinya Pengertian router, modem, switch, NIC, repeater, ...